Uji Aktivitas Anti Jamur Ekstrak Metanol Daun Rambutan Terhadap Candida albicans Dan Trichophyton mentagrophytes Serta Profil Kromatografi Lapis Tipis Dan Bioautografinya

Pendahuluan

Daun rambutan (Nephelium lappaceum L.) dikenal dalam pengobatan tradisional karena berbagai khasiat terapeutiknya, termasuk aktivitas antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas anti jamur ekstrak metanol dari daun rambutan terhadap dua jenis jamur patogen, yaitu Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Selain itu, penelitian ini juga meliputi analisis profil kromatografi lapis tipis (KLT) dan bioautografi untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang berpotensi memiliki aktivitas antijamur.

Metodologi

  1. Ekstraksi:
    • Daun rambutan dikeringkan, digiling halus, dan diekstraksi menggunakan metanol dengan metode perkolasi.
    • Ekstrak metanol diuapkan hingga kering dan disimpan dalam wadah kedap udara.
  1. Uji Aktivitas Anti Jamur:
    • Penyiapan Kultur Jamur:
      • Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes dikultur pada media agar sabouraud dan dimuliakan hingga mencapai konsentrasi yang sesuai.
    • Metode Difusi Agar:
      • Ekstrak metanol diaplikasikan pada cakram filter yang diletakkan di atas media agar yang telah diinokulasi dengan jamur.
      • Aktivitas antijamur diukur berdasarkan zona hambatan yang terbentuk di sekitar cakram.
    • Metode Mikrodilusi:
      • Konsentrasi minimum inhibit (MIC) diukur dengan metode mikrodilusi dalam larutan kaldu untuk menentukan konsentrasi ekstrak yang dapat menghambat pertumbuhan jamur.
  1. Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT):
    • Ekstrak metanol diterapkan pada plat KLT dan dikembangkan dengan sistem pelarut yang sesuai.
    • Profil KLT dianalisis menggunakan reagen pewarna atau UV untuk visualisasi pita.
  1. Bioautografi:
    • Ekstrak metanol diterapkan pada plat KLT dan dikembangkan.
    • Setelah itu, plat diinkubasi dengan kultur jamur dan dikembangkan dengan reagen untuk mendeteksi zona aktivitas antijamur.
    • Zona hambatan pada plat menunjukkan lokasi senyawa aktif dengan aktivitas antijamur.

Hasil dan Pembahasan

  1. Uji Aktivitas Anti Jamur:
    • Candida albicans:
      • Ekstrak metanol menunjukkan aktivitas antijamur yang signifikan dengan zona hambatan yang cukup besar, menunjukkan bahwa ekstrak tersebut efektif melawan Candida albicans.
      • MIC untuk Candida albicans menunjukkan konsentrasi ekstrak metanol yang rendah diperlukan untuk menghambat pertumbuhan jamur.
    • Trichophyton mentagrophytes:
      • Aktivitas ekstrak metanol terhadap Trichophyton mentagrophytes juga signifikan, dengan zona hambatan yang cukup lebar.
      • MIC menunjukkan ekstrak metanol juga efektif dalam menghambat pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes, meskipun mungkin diperlukan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Candida albicans.
  1. Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT):
    • KLT menunjukkan beberapa pita pada ekstrak metanol, menandakan adanya berbagai senyawa aktif yang dapat berpotensi memiliki aktivitas antijamur.
    • Pita-pita ini memberikan informasi awal mengenai komponen yang mungkin bertanggung jawab atas efek antijamur.
  1. Bioautografi:
    • Bioautografi mengungkapkan adanya zona aktivitas antijamur yang sesuai dengan pita pada KLT.
    • Hal ini menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tertentu dalam ekstrak metanol memiliki potensi antijamur dan berkontribusi terhadap efek keseluruhan.

Kesimpulan

Ekstrak metanol daun rambutan menunjukkan aktivitas antijamur yang signifikan terhadap Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Profil KLT dan bioautografi mengindikasikan bahwa ekstrak metanol mengandung beberapa senyawa aktif yang berpotensi memiliki efek antijamur. Penelitian ini memberikan dasar untuk pengembangan lebih lanjut dari daun rambutan sebagai sumber obat antijamur alami dan mendorong penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi dan memurnikan senyawa aktif yang terlibat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *